kembali, di hadapanmu aku bergulat dengan kebosanan
menghadirkan angka-angka paling langka
sebab kata-kata tidak sempat lagi menemukan bunyinya
seperti senyumku yang dicuri bibirmu
adakah engkau juga yang memadamkan lampu di sudut hatiku?
atau aku salah mengira jika mereka hanya nyala padamu
setiap kali aku berlari jauh ke dalam diriku
aku hanya menemukan banyak tanda tanya
yang dikurung semua musim dan segala cuaca
jalan-jalan bercabang minta dilalui setiap jejaknya
juga ketulusan sunyi yang tak lagi
melahirkan kata paling puisi
Bandung, September 2018