Di utara, apa kau saksikan fajar kizib mengambang?
langit remang kota kembang mengantarku kembali
pada punggungmu yang menatap tajam mataku, mengecil
semesta seperti kesatria yang kalah dalam legenda
gerimis betah menahbiskan tanah musim
tempat senyummu menyeruakkan wangi seledri
Dulcinea, kau bilang jika aku lemparkan biji apa pun
ke ladang ini, bumi seketika membagi nyawanya
menjadikan mereka tinggi dan tumbuh sendiri
begitu pun saat kau tabur lakumu ke seluruh pandangku
seketika rumput gugurkan bunga sejuta warna dalam dadaku
Ciwidey, November 2018