sebelas derajat,
malam bersandar pada kekosongan
bulan menggigil dilompatkan angka
menjengkal lalui tiap inci pori
inikah kemarau?
di luar, kantuk tak hentinya mencari mata buat berpicing
di dalam, bening segara susut, arah dan jarak
jadilah ungkapan-ungkapan asing
bagi jalan yang belum juga terpetakan
waktu di sini paling rela telentang
cepat lambat saling himpit, dibolak-balik
tetap saja tak bisa direngkuh makna
andai kebekuan jadi bahasa paling sempurna
Garut, 2019