Rêverie

Cilopang dan alunan Debussy

August 25, 2019 - 1 min read

sebelas derajat,
malam bersandar pada kekosongan
bulan menggigil dilompatkan angka
menjengkal lalui tiap inci pori

inikah kemarau?

di luar, kantuk tak hentinya mencari mata buat berpicing
di dalam, bening segara susut, arah dan jarak
jadilah ungkapan-ungkapan asing
bagi jalan yang belum juga terpetakan

waktu di sini paling rela telentang
cepat lambat saling himpit, dibolak-balik
tetap saja tak bisa direngkuh makna
andai kebekuan jadi bahasa paling sempurna

Garut, 2019